Khutbah Jumat Singkat: Mensyukuri Nikmat Islam
Khutbah Jumat Singkat: Mensyukuri Nikmat Islam ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 21 Rajab 1442 H / 5 Maret 2021 M.
Khutbah Pertama – Mensyukuri Nikmat Islam
Ummatal Islam,
Di antara nikmat yang amat besar yang Allah berikan kepada seorang hamba adalah nikmat Islam. Tidak ada nikmat yang lebih besar daripada nikmat Islam. Karena sesungguhnya surga tidak akan dimasuki kecuali oleh orang-orang Islam. Rasulullah bersabda tentang surga:
أنَّه لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ إلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ
“Sesungguhnya surga itu tidaklah dimasuki kecuali oleh jiwa-jiwa yang muslim saja.” (HR. Muslim)
Nabi Yusuf ‘Alaihish Shalatu was Salam memohon kepada Allah supaya diwafatkan di atas keislaman. Beliau berkata:
تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
“Ya Allah wafatkan aku dalam keadaan muslim dan masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang shalih.” (QS. Yusuf[12]: 101)
Maka dari itulah Allah memerintahkan kita jangan sampai kita wafat kecuali dalam keadaan Islam. Allah berfirman:
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
“Dan janganlah kalian meninggal kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 102)
Ummatal Islam,
Sesungguhnya agama Islam Allah turunkan tiada lain adalah untuk menyelamatkan manusia dari penyembahan kepada makhluk menuju penyembahan kepada Rabbnya makhluk, agar manusia mentauhidkan Allah Jalla wa ‘Ala dan agar manusia mengenal siapa pencipta alam semesta. Sehingga pada waktu itu seorang manusia diminta untuk tunduk dan patuh kepada Dia, Allah Rrabbul ‘Izzati wal Jalalah, untuk senantiasa berkata سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا (kami mendengar dan kami taat), bukan seperti orang-orang Yahudi yang berkata سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا (kami mendengar akan tetapi kami berbuat maksiat/kami tidak mau taat).
Ummatal Islam,
Allah Subhanahu wa Ta’ala menurutnkan agama Islam tiada lain adalah agar manusia terbimbing hidupnya, agar mereka paham tentang hakikat kehidupan dunia bahwasannya ia adalah kehidupan yang fana, yang tidak mungkin kekal selamanya, akan tetapi di sana ada kehidupan yang lebih panjang, bahkan kekal abadi. Ia adalah kehidupan akhirat, di sanalah hakikat kehidupan seorang manusia. Maka agama kita mengingatkan agar kita senantiasa mencari kehidupan akhirat dan bahwasanya dunia tiada lain adalah sebagai wasilah untuk mendapatkan kehidupan akhirat. Allah berfirman:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
“Carilah oleh kalian dari apa yang Allah berikan kepada kalian berupa kehidupan akhirat, namun jangan kalian lupakan bagian kalian dari kehidupan dunia.” (QS. Al-Qasas[28]: 77)
Agama Islam meminta kita untuk senantiasa menggunakan akal pikiran kita memahami tentang Kitabullah dan wahyu yang Allah turunkan kepada RasulNya. Dan bahwasanya akal itu digunakannya untuk memahami lalu kemudian mengikuti, bukan untuk menentang ayat-ayat Allah Jalla wa ‘Ala.
Agama kita meminta agar kita menjadi hamba-hamba yang tunduk dan patuh kepada Allah melebihi kepatuhan kita kepada seluruh makhluk di dunia ini. Agama kita meminta agar kita mencintai Rabb semesta alam, pencipta alam semesta ini, dan kita menjadi takut kepada Allah akan adzabNya yang keras. Karena sesungguhnya itulah sumber kebahagiaan seorang hamba. Ketika seorang hamba mencintai Allah, maka sesungguhnya cinta kepada Allah itulah yang akan membawa kebahagiaan kepada kehidupan akhirat kelak.
Berbeda ketika seseorang cintanya kepada dunia yang sangat besar. Demi Allah, berapa banyak mereka yang mencintai dunia membuat mereka berpaling dari Allah dan kehidupan akhirat? Berapa banyak mereka yang mencintai dunia ternyata mereka dikecewakan oleh dunia. Karena sesungguhnya mencintai dunia sama sekali tidak memberikan manfaat untuk diri kita di dunia dan akhirat kita. Maka agama kita meminta agar kita mencintai Allah Rabbul ‘Alamin melebihi mencintai segala sesuatu dan mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melebihi mencintai bapak kita, ibu kita, anak-anak kita, bahkan seluruh manusia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak beriman seseorang dari kalian sampai aku lebih ia cintai daripada ayahnya, daripada anaknya, dan dari seluruh manusia.” (HR. Muslim)
Agama kita memerintahkan kita kepada perbuatan yang ma’ruf dan melarang kita dari perbuatan yang munkar. Maka Allah perintahkan kepada berbagai macam kebaikan, Allah memerintahkan kita kepada shalat, kepada zakat, kepada puasa, kepada berbicara dengan kata-kata yang baik. Allah memerintahkan kita untuk menyambung hubungan sesama muslim, menyambung silaturrahim, berinfaq, bersedekah, dan berbagai macam kebaikan yang lainnya yang sangat manfaat untuk kehidupan manusia.
Maka agama kita tiada lain menginginkan kebaikan untuk umatnya. Allah melarang kita dari semua keburukan, karena sesungguhnya yang Allah larang pasti itu buruk dan mudharat untuk kehidupan manusia. Allah melarang zina, Allah melarang judi, Allah melarang riba, Allah melarang berbagai macam larangan, karena disana mudharatnya jauh lebih besar daripada manfaatnya.
Inilah agama kita yang seharusnya kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kepada kita agama yang Allah pilih untuk kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Aku telah ridha untuk kalian Islam sebagai agama.” (QS. Al-Ma’idah[5]: 3)
Karena sesungguhnya inilah agama yang telah Allah sempurnakan, bahkan seluruh Nabi dan Rasul agamanya Islam, mentauhidkan Allah Jalla wa ‘Ala.
Ini dia Nabi Ibrahim mengikrarkan dirinya sebagai seorang muslim:
حَنِيفًا مُّسْلِمًا
“Aku adalah hanif dan muslim.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 67)
Ini dia Nabi Yusuf minta kepada Allah supaya diwafatkan dalam keadaan Islam:
تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
“Ya Allah wafatkan aku dalam keadaan muslim dan masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang shalih.” (QS. Yusuf[12]: 101)
Demikian para Nabi seluruhnya, semua diatas Islam.
Maka agama yang Allah ridhai untuk kita, tentunya kita dengan agama ini. Mereka yang tidak ridha dengan agama Allah Jalla wa ‘Ala akibat kebutuhan mereka terhadap agama ini. Dan betapa mereka tidak memahami tentang keindahan Islam, akhirnya mereka berpaling dari agama yang mulia ini. Hanya sebatas melihat kepada individu-individunya.
Memang betul, di antara umat Islam ada yang berbuat maksiat, di antara umat Islam ada yang berbuat keburukan dan kedzaliman, akan tetapi bukan menunjukkan bahwasanya Islam agama yang buruk. Itu yang buruk adalah individunya, saudaraku. Adapun agama kita memerintahkan kepada yang ma’ruf, agama kita senantiasa melarang kita dari perbuatan keburukan. Siapapun yang mempelajari Al-Qur’an dan hadits dengan pemahaman yang benar, dia akan dapatkan betapa indahnya agama Allah Jalla wa ‘Ala. Karena ia turun dari Rabb yang Maha Indah, yaitu Allah Al-Jamil (Yang Maha Indah). Maka pastilah syariatNya pun indah, agama yang Allah turunkan pun indah.
Khutbah Jumat kedua – Mensyukuri Nikmat Islam
Ummatal Islam,
Maka dari itulah nikmat yang terbesar yang Allah berikan kepada seorang hamba adalah nikmat Islam. Maka kewajiban kita syukuri nikmat yang besar ini. Berapa banyak kaum muslimin yang tidak mensyukuri nikmat besar tersebut, mereka tidak peduli dengan hukum-hukum Islam, mereka tidak peduli dengan syariat syariat Islam, mereka tidak ada keinginan mempelajari tentang bagaimana ajaran Islam, mereka lebih senang mempelajari bagaimana kebudayaan barat, bagaimana hukum barat, dan seterusnya.
Saudaraku, siapa yang mencari selain Islam tidak akan diterima oleh Allah Jalla wa ‘Ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Siapa yang mencari selain Islam sebagai agama, tidak akan diterima oleh Allah dan pada hari akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 85)
Maka mari kita pelajari dalam-dalam agama ini, saudaraku. Mari kita amalkan agama ini, saudaraku. Anda seorang muslim, Anda harus bangga dengan keislaman Anda. Kita sebagai seorang muslim, kita harusnya bangga ketika kita menjalankan Islam, memperlihatkan keislaman kita. Karena sesungguhnya Islam mempunyai syiar, mempunyai tanda, kita ingin terlihat saya seseorang muslim. Namun banyak orang Islam merasa malu memperlihatkan keislamannya, dia tidak bangga sebagai seorang muslim, itu menunjukkan ia tidak bersyukur dan tidak merasakan kenikmatan yang besar tersebut yang Allah berikan kepada dirinya.
Download mp3 Khutbah Jumat
Lihat juga: Khutbah Jumat Singkat Tentang Dunia Bukanlah Tempat Pembalasan
Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat Singkat: Mensyukuri Nikmat Islam” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49908-khutbah-jumat-singkat-mensyukuri-nikmat-islam/